Thursday, July 22, 2010

Minta Amplop, Eh, Dikasih Nasi

DI KALANGAN wartawan amplop, dikenal istilah basah dan kering. Basah artinya acara yang banyak uangnya. Kalau kering, ya acara yang kering kerontang alias tidak ada uang yang bisa diharapkan mengalir ke kantong wartawan itu.

Biasanya tempat yang paling basah itu ialah acara peluncuran produk. Nah, suatu hari ada acara peluncuran produk perbankan di ibukota. Banyak wartawan yang hadir di sana. Entah wartawan amplop, semi amplop, atau anti amplop.

Seorang wartawati televisi yang sejak lama gerah dengan ulah wartawan amplop, datang ke panitia acara. Ia bilang, untuk siap-siap diserbu wartawan yang minta jatah uang.

“Hati-hati, banyak yang kagak beres. Kalau dimintain macem-macem, jangan dikasih,” kata si wartawati kepada panitia.

“Soalnya, sering perbankan itu diancem-ancem mau ditulis macem-macem kalau tidak memberi amplop sama wartawan-wartawanan,” katanya lagi.

Saran si wartawati itu dituruti oleh panitia. Tidak ada pembagian souvenir, tidak ada pembagian bonus, apalagi amplop.

Sejumlah wartawan yang tergopoh-gopoh datang ke panitia, usai penutupan konferensi pers, harus menahan malu sekaligus kecewa. Sudah merayu-rayu supaya diberi amplop, eh, ternyata cuma disumbang nasi kotak untuk bekal makan di jalan.

3 comments:

inald said...

sekarang ada namanya 'wartawan ningrat' bos. Mas Iman salah satunya, wkwkwkwkwk...Barusan statusnya nyari uang kontan buat dipinjam di FB:)

Galuh Parantri said...

Enak duonk dapet nasi iso dipangan timbang amplop? Ra iso dimamah biak tubuh *hihi mencoba berfikir positif

Siswanto said...

Eri: wkwkwkwk... wartawan ningrat istilah dari mbak Feni Rose yo Di.wkwkkkwkw....

Galuh: iyo, amplop direndem neng nggelas, trus dadi bubur, baru sluuuuurrppp. wkwkkwkw