Tuesday, January 4, 2011

Korlap Amplop Dan Makna Dodol Garut

HUJAN turun saat matahari bersinar terang di kota itu. Tapi beberapa wartawan yang sedang duduk-duduk di dekat kantor notaris nampak tidak peduli. Mereka kelihatan sedang gusar, terutama si senior Gondorukem (red: nama palsu). Rokok baru dihisap tiga kali, langsung dibuang, lalu menyalakan lagi. Padahal, wartawan berkumis tebal ini biasanya kalau busa rokok belum terbakar, rokok belum di buang.

Ada apa sih? Kok sampai segitunya si Gondorukem ini. Rupanya, dia kesal karena seorang pejabat yang selama ini dikenalnya, baru saja pindah tugas ke daerah lain. Tapi, si pejabat ini tidak pamitan ke dia dan teman-teman wartawan lainnya.

Setelah menghisap tiga batang rokok, Gondorukem pun mengetik SMS di HP-nya. Kira-kira isinya ialah untuk minta kenang-kenangan dari si pejabat yang selama ini dikenal loyal kepada Gondorukem dkk.

Girang bukan main setelah beberapa saat kemudian si pejabat itu membalas SMS. Isinya kira-kira pejabat itu sudah menitipkan kenang-kenangan untuk Gondorukem dkk ke kepala seksi.

Girang lagi si Gondorukem itu. Kebetulan hujan pun telah reda. Dia langsung mengontak teman-temannya. Dia mengajak mereka kumpul di salah satu ruko.

Setelah teman-teman komplit, mereka langsung tancap gas menuju TKP, dimana si kepala seksi itu berkantor.

Sejam kemudian, sampailah mereka di TKP. Orang-orang ini langsung masuk ke ruang tamu. Setelah diskusi sebentar, si Gondorukem yang selama ini paling dekat dengan si pejabat terpilih mewakili teman-teman untuk menemui kepala seksi.

Di kantor ini, wajah Gondorukem sudah cukup familiar bagi pegawai-pegawai. Karena itu, dia gampang sekali menemui kepala seksi yang saat itu sedang merokok.

Setelah salaman, Gondorukem langsung menjelaskan duduk perkaranya. Karena agaknya, si kepala seksi juga tidak bisa lama-lama bersantai. Mengetahui maksud kedatangan Gondorukem, pegawai ini langsung menunjuk ke arah plastik kresek besar di ujung ruangan.

****

Di luar gedung kantor, Gondorukem minta teman-temannya kumpul lagi. Dia menaruh plastik besar yang berisi bungkusan-bungkusan plastik kecil itu di atas tempat duduk taman. Lalu membagi-bagikan ke teman-temannya. Satu orang dapat satu bungkusan plastik.

Mereka yakin, bungkusan plastik itu berisi uang dan kaos unik. Setelah masing-masing orang dapat bagian, satu persatu membukanya. Menjeritlah si Gondorukem. Matanya agak terbelalak. Ternyata isinya Dodol Garut merk Picnic.

Salah satu teman si Gondorukem juga tak kalah kaget. Karena kecewa, dia mengirim SMS ke pejabat yang isinya bernada menyindir. “Pak terima kasih titipannya. Sudah kami terima dengan senang hati.”

Tak lama kemudian si pejabat membalas SMS. Isinya, “Mas jangan dilihat isi dan harganya, tapi dilihat makna yang terkandung dalam Dodol Garut, yaitu lengket. Nah mudah-mudahan dodol itu bisa bikin hubungan kita tetap lengket.”

Wartawan yang selama ini dikenal sering hobi amplop ini tak tahan untuk menahan tawa begitu membaca balasan SMS pejabat tadi. Tapi, mereka tetap misuh-misuh.

3 comments:

ria haya said...

hahahha...lucu mas critanya
paling tu Gondorukem bialng ke pejabatnya " dodol lu, cm ngasih gue dodol" :p

sis said...

si Gondo contoh orang yang kurang bersyukur. hehehe. Makasih Ri

ReBorn said...

ghahahhaah. mang mo pacaran ya harus lengket. :p