CERITA ini asalnya surat dari seorang wartawan senior yang dikirim kepada penulis blog ini. Rupanya dia punya satu kenangan manis saat liputan di lapangan dulu.
Saking manisnya cerita itu, jurnalis yang telah punya jam terbang tinggi di bidang amplop alias jale ini tidak ingin cerita itu hilang begitu saja. Makanya, dia mengabadikan nostalgianya di blog amplop ini.
Sebelum surat diposting di blog, wartawan senior yang sering gonta-ganti pacar ini minta agar semua ciri-ciri yang menunjukkan tempat kejadian perkara harus dirahasiakan.
Singkat cerita, begini isi suratnya:
Gw (gue) sama Bewok waktu ada pemilihan legislatif dulu kenal dengan seorang kandidat wakil rakyat, berinisial XXL. Malam itu hujan deres, tapi gw sama Bewok tetep nekat jalan ke rumahnya di XX estate. Demi jale (amplop) yang dia janjikan beberapa hari yang lalu.
Sampe rumahnya, gw diajak sama kandidat itu untuk ikut datang ke acara. Tempatnya di sebuah posko kemenangan di salah satu jalan. Ternyata, di sana ada pengajian. Sampai jam 23 WIB gw sama Bewok terpaksa menunggui. Tapi, acara pengajian tidak selesai-selesai juga. Hampir-hampir nangis karena acaranya tidak bubar-bubar.
Nah, makanya waktu itu gw sama Bewok akhirnya nekat menemui si kandidat. Lalu bilang ke dia bahwa kita mau pulang karena sudah larut malam. Gw sama Bewok tentu saja berharap dia mau memberikan jale juga.
Ternyata, kata si kandidat, dia sudah menyiapkan satu hadiah spesial. Berbunga-bunga betul hati kita waktu itu. Setelah kita tunggu-tunggu, akhirnya dia menyerahkan hadiah yang dia maksud.
Tahukah hadiahnya apa? Yaitu satu orang dua karung kecil beras organic plus 100 lembar kaos kampanye.
Mau gimana lagi. Akhirnya hadiah itu kita terima. Waktu itu, setelah kita jalan keluar, meledaklah tawa kita. Bahkan, sampai kita naik motor nyaris jatuh gara-gara ketawa.
Kata si Bewok, duit kan buat beli beras, nah ini kita dikasih berasnya langsung, makanya harus bersyukur.. Hahaha..
Sampai rumah, beras itu gw berikan ke ibu. Nyokap gw senang banget. Dia pikir gw peduli banget sampai nyempet-nyempetin malem-malem belanja beras buat kebutuhan rumah.
Jadi, begitulah cerita si korlap itu. Semula dia dan temannya berpikir akan dapat berkah amplop berisi uang banyak, eh, ternyata hanya beras dan kaos partai.
3 comments:
ghahaha, tau aja si pejabat kemauannya wartawan... :D
hehehe. memahami perasaan orang lain. wkkwkw.. met taon baru reborn
sama-sama sob. :)
Post a Comment