Friday, July 16, 2010

Bike to War

KALAU berangkat ke redaksi di bawah jam tujuh pagi, biasanya ruteku, Jalan Medan Merdeka Utara – Jalan Thamrin – Jalan Sudirman, relatif lancar.

Kalau jalan lancar, rasanya bisa menikmati perjalanan. Seperti pagi itu, ketika sedang lewat di depan Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara.

Dari kejauhan aku kagum dengan seorang tentara yang berpakaian lengkap mengendarai sepeda angin atau onthel. Menurutku, ini patut di contoh. Hmm.. coba kalau semua orang seperti beliau, ibukota ini pasti bebas dari macet. Tentu saja ramah lingkungan.

Setelah kendaraanku berada di belakang sepeda yang ditunggangi tentara, mataku tertuju pada stiker bulat di bawah tempat duduk sepedanya. ‘bike to war.’

Tulisan itu, menurutku tidak umum. Biasanya, kan stiker-stiker yang sering dipakai para pengendara sepeda angin begini: ‘bike to work.’

Justru karena tidak umum, kreativitas tentara itu membikinku tertawa sepanjang jalan. Mentang-mentang tentara, bikin lelucon juga tidak jauh-jauh dari perang. Ia punya cara sendiri untuk kampanye bersepeda.

3 comments:

Galuh Parantri said...

asal gak BIKE to WALK ajah :D

bandrong09 said...

Msh untung nggak bike to sleep, bisa amburadul nanti jalanny fried. hehehe

Siswanto said...

Galuh: bike to walk. hahha
Antique: bike to sleep, lha tar semua orang tidur di tengah jalan, terus gimana