Wednesday, January 26, 2011

Absen Wartawan

NGOMONG-NGOMONG soal narsis, si Ikin, seorang wartawan media online ini mungkin termasuk orang paling narsis di antara teman-temannya. Betapa tidak, ketika semua orang fokus mendengar perdebatan sengit dalam sidang di salah satu komisi DPR dan ditayangkan secara live oleh semua televisi, eh, Ikin malah sibuk ke sana kemari, lalu berdiri dekat-dekat anggota dewan yang sedang bicara.

Bingungkan? Maksudnya begini, wartawan muda yang ngomongnya masih medok ini, memang sengaja beraksi seperti itu untuk mencari posisi yang tepat sesuai dengan arah kamera televisi. Naaaah, tentu saja, anggota dewan yang bicara akan kena sorot kamera. Makanya dia mendekati mereka.

“Kenapa sih luh,” kata seorang wartawan kepada si Ikin.

“Absen,” kata Ikin sambil waspada untuk bergerak lagi.

“Maksud luh absen gimana? Ngganggu orang tauuu,” kata wartawan dari radio itu.

“Ya absen buat kantor, absen buat orang kampung akulah. Ora opo-opo, ngganggu sithik wae,” jawab Ikin lagi.

Wartawan radio itu agaknya wartawan baru, makanya dia tidak juga paham dengan maksud kata ‘absen’ yang disampaikan Ikin. Lalu dia tanya ke teman lain. Begitu tahu maksudnya, meledaklah tawanya.

Ikin berusaha agar dirinya selalu terekam kamera televisi yang sedang menyiarkan sidang komisi dengan agenda rapat dengar pendapat itu. Dengan begitu, orang-orang di kantornya akan tahu dia ada di tempat liputan, mungkin dia juga punya motif terselubung, yaitu cari muka dengan bos. Itung-itung biar kelihatan rajinlah.

Selain itu, Ikin juga berharap sekali kedua orang tuanya di kampung nun jauh di sana dan sekalian para tetangga bisa melihat dirinya. Itu kebahagiaan bathin buat si anak bungsu dari sepuluh bersaudara ini.

“Kalau begitu, aku juga ikut ah. Absen,” kata si wartawan radio sambil bergerak pelan-pelan ke dekat tempat Ikin.

Jadilah mereka berdua wartawan narsis. Ternyata lama-lama jadi kebiasaan. Hampir setiap kali ada sidang komisi, mereka berdua selalu begitu, seakan-akan tak mau kalah dengan sebagian anggota dewan yang gemar berbicara keras dan kritis dikala kena sorot kamera televisi.

4 comments:

ria haya said...

ngakak....
ono-ono wae

Siswanto said...

wkwkkw... maklum jaman narsis

Yamete said...

Ane absen gan...
:cheers

Siswanto said...

siaaaaappp