Friday, January 21, 2011

Cerita Si Funiman

FUNIMAN seorang wartawan media cetak lokal. Sudah bertahun-tahun lamanya dia mengabdikan diri ke redaksi, namun gajinya tak kunjung membaik. Bonus akhir tahun yang dijanjikan bos tak kunjung cair hingga tahun berganti-ganti.

Funiman telah berkeluarga, keberadaan anak dan istri merupakan satu-satunya alasan mengapa dirinya tetap bertahan bekerja menjadi buruh tinta. Dalam hati, sebenarnya dia ingin pindah ke media lain yang gajinya lebih baik, namun kesempatan itu belum datang.

Di media tempat kerjanya saat ini, Funiman diperbolehkan untuk nyambi mencari iklan. Jika berhasil mendapat iklan, maka dia akan mendapatkan bonus sebesar 20 persen dari nilai iklan yang diraih.

“Tapi sampe sekarang gw blum berhasil satupun dapet iklan," kata Funiman.

Agaknya Funiman tidak berbakat untuk menjalankan "jurnalisme marketing.” Berbeda dengan sejumlah temannya yang terbilang sukses dalam mencari iklan dengan memanfaatkan posisinya sebagai wartawan. Ada teman yang sampai bisa beli mobil.

Suatu kali Foniman bercerita lagi, di tempat kerjanya saat ini, wartawan tidak dilarang untuk menerima jale. Mungkin karena pimpinannya sadar tidak mampu mengupah layak para karyawan.

Oleh karena itu, Foniman juga menerima amplop seperti teman-temannya, tiap kali ada kesempatan untuk itu. Dia ingat anak istri di rumah, rasanya tidak rasional bila sampai menolak uang yang merupakan alasan dia bekerja. Asalkan tidak menggarong, katanya.

Cuma ada satu yang membuat Foniman kesal. Ternyata ada redaktur di redaksinya yang suka meminta jatah jale dari reporter. Bak preman, redaktur-redaktur itu sampai mengancam tidak akan meloloskan berita ke koran bila tidak dapat jatah lebih dulu.

"Insting redaktur tajam tahu liputan yang ada jalenya, kalo ga kasih berita ga naik, besoknya kita kasih seliter atau dua liter baru naik," kisahnya.

Itulah kisah singkat Foniman, seorang buruh media yang rasanya tidak punya banyak pilihan.

1 comment:

junphotograph said...

cukup ironi juga ya kerja di jurnalis
ada kesan mesakke sak jane
malah koyo mesakke banget
hmmm