Sunday, May 18, 2008

Dimulai Dengan Latihan Mengamati

Sebenarnya, tidak sulit melatih diri menulis. Hanya saja ada orang yang merasa ingin cepat-cepat mencapai tahapan tulisan layak muat di media massa. Itu penyakitnya. Atau kendala keinginan menulis yang langsung bertutur-tutur, bertarik-tarik dengan empuk. Susah kalau begitu. Itu bisa saja, hanya saja pasti membutuhkan waktu yang lama untuk mencapai tahapan tulisan yang lebih baik.

Misalnya begini, satu hari, sehabis membaca artikel tentang BBM yang ditulis Kwik Kian Gie di www.koraninternet.com, rasanya aku malah menjadi frustasi. Mengapa? Aku berpikir, bagaimana mungkin bisa menulis selengkap dan mendalam dan analisis seperti itu. Apa mungkin aku bisa seperti Pak Kwik. Duh, kalau mengingat-ingat itu, aku sedih. Mandeq.

Itulah salah satu sampah otak yang mengganggu keinginan kita mengembangkan tulisan. Berlatih disiplin menulis, sering terhambat oleh keinginan-keinginan macam itu. Pencapaian Pak Kwik adalah sebuah proses panjang. Pak Kwik tentunya memiliki cerita tersendiri bagaimana dia melatih dirinya sehingga dalam jangka waktu tertentu mencapai tahap seperti sekarang.

Aku ingin menceritakan bahwa proses latihan menulis itu bisa dimulai dari bahan tulisan apa saja. Intinya adalah melatih diri membiasakan menulis. Menulis secara otomatis dimulai dari pengamatan, pendengaran, membaca dan macam-macam. Dengan demikian, dia memiliki gambaran tentang apa sih yang menarik atau darimana memulai atau biarkan saja mengalir dengan sendirinya.

Suatu hari. Waktu itu Minggu. Aku mengendarai sepeda motor melintas di depan Istana Merdekat Jakarta. Di sana, aku melihat banyak orang-orang bersorban di trotoar. Ada yang berjalan-jalan, berfoto-foto dan berbincang-bincang. Semula, kupikir ini orang sedang mendukung penerbitan SKB pelarangan Ahmadiyah.

Di ujung trotoar, tepatnya di pojokan LKBN Antara, ada beberapa armada bus di tepi jalan. Rupanya, di depan bus itu ada ratusan orang bersorban dan berjilbab. Aku tidak turun dari motor, tapi sengaja menjalankan motor dengan pelan-pelan. Aku amati gerakan mereka. Rupanya mereka akan demonstrasi di Bundaran HI.

Ada yang membawa spanduk. Di spanduk itu tertulis asal perkumpulan mereka dan aspirasi mereka yang kemukakan. Mereka mengenakan pita warna-warni. Dan banyak yang tersenyum. Sungguh ini di luar dugaanku. Ini bukan kelompok muslim yang selama ini menantang-nantang sesama umat lainnya.

Singkat cerita, sampai di redaksi, aku menuliskan pengamatanku itu. Tidak ada wawancara dengan peserta demonstrasi. Tulisanku hanya berdasarkan fakta pengamatan saja. Di bawah ini hasilnya:

Muslim Suarakan Perdamaian di Bundaran HI

(Sabtu, 17 Mei 2008 - 09:13 wib)

Sedikit 800 muslim melakukan karnaval dengan tema perdamaian umat beragama, 'Karnaval Rahmatan Lil Alamin,' di sepanjang Jalan Thamrin-Sudirman, Jakarta, pada Sabtu (17/5/2008) pagi hingga siang.

Rute yang digunakan untuk menyuarakan perdamaian ini mulai dari Masjid Jami Al Fatah - Batu tulis XIV - Juanda III - Veteran - depan Istana Merdeka- Bundaran HI - Thamrin - Merdeka Selatan - Gambir - Masjid Istiqlal.

Menurut mengamatan okezone sekira pukul 9.00 WIB, mereka bergerak dari depan Istana Merdeka menuju Bundaran HI dengan berjalan kaki. Seluruh peserta karnaval itu mengenakan jubah putih. Di sebagian kepala para kaum wanita mengenakan pita warna-warni.

Muslim yang berasal dari Yayasan Al Idrisiyyah ini bergerak tertib di sepanjang bahu jalan. Petugas polisi ikut membantu menjaga ketertiban di sepanjang jalan itu. Sebagian peserta karnaval membentangkan spanduk. Tidak satupun tulisan dalam spanduk itu yang bernada provokasi, perpecahan, maupun penghinaan terhadap umat lainya. "

Salah bunyi tulisan di sana, adalah 'Islam memberikan kebebasan beriman dan berkeyakinan.' Di sisi lain spanduk yang mereka bawa mengatakan 'Yang beriman belum tentu konsisten dengan keimanannya, sedangkan yang kafir belum tentu konsisten dengan kekafirannya.'

Mereka merupakan perwakilan dari berbagai provinsi di tanah air. Diantaranya yang nampak dari pengamatan, Sumatra Selatan, Maluku.

No comments: