Saturday, May 24, 2008

Kemalasan Juga Bisa Buat Latihan

Hari ini hari liburku. Besuk juga liburku. Baru besuk malam, aku masuk. Minggu siang libur. Lalu minggu malam masuk lagi. Di redaksiku, cara kerja seperti itu, disebut piket malam. Lamanya sepekan. Jadi, aku harus tiap malam begadang sampai pagi di kantor.

Piket malam ini tugasnya memposting berita-berita malam. biar pembaca mediaku tidak kecewa apabila ingin membaca berita-berita kejadia di malam hari. Memang konsepnya begitu. Pembaca malam harus diberikan pelayanan informasi. Namanya saja ini bisnis media, ya yang dijual macam-macam info kepada pembaca.

Karena aku libur, aku malas-malasan bangun. Meski aku tidak tidur, aku tetap memilih berbaring saja di kasur kamar kosku. Ada bantal. Ada guling. Ada buku-buku pengetahuan. Mereka itu temanku yang selama ini kutinggal apabila siang hari. Sebab, kalau siang aku mesti bekerja.

Di hari libur ini, aku ingin lebih mendekat ke teman-temanku itu. Ingin melepaskan kerinduanku membaca buku di siang hari, mendindih kasur siang hari dan persetan dengan pekerjaan di siang hari. Yang penting, aku santai sekarang.

Rasanya sekarang ini aku orang yang paling bebas. Bebas dari tuntutan pekerjaan dan lainnya. Aku mendengar orang-orang di luar sana. Mereka sedang bekerja keras. Mereka tidak libur seperti aku pada hari ini. Pilot pesawat yang terdengar dari sini sampai tukang roti yang membawa sepeda motor bekerja dengan giat. Sementara, aku libur.

Aku mengambil kaca dan melihat wajahku sendiri. Ingin membandingkan perbedaan raut muka saat bekerja dan berlibur. Sepertinya berbeda. Aku nampak lebih ngantukkan sekarang. Lebih males-malesan. Yang membikin malas ialah penerangan kamarku yang kuredupkan, pakaianku simpel dan tidak perlu mandi.

Kalau sedang bekerja, aku tegang. yang membuat tegang adalah aku mengenakan sepatu, pakaian rapi dan lingkungan.

Ya sudah. Hari ini aku libur. Aku tidak akan membaca koran hari ini. Aku tidak peduli apa yang akan Presiden SBY putuskan. Tidak peduli anggota DPR membuat kebijakan. Tidak peduli para hakim memvonis. Tidak peduli dengan pengusaha membangun rumah di lahan basah. Aku hanya peduli dengan malas-malasan ini. Peduli dengan bantal guling dan temanku buku.

No comments: