Pada kesempatan itu, Yudhoyono memberikan keterangan bahwa pada pukul 9.00 WIB tadi, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon menelpon dirinya.
Sekarang ini
Pendapat-pendapat dari
Baik. Aku mau menceritakan bagaimana jalannya wawancara langsung dengan presiden di lobi kantor presiden itu. Yudhoyono berdiri dengan didampingi kedua juru bicara. Di sebelah kiri ada Dino Pati Jalal dan kanan Andi Malarangeng.
Sedangkan juru kamera mengambil posisi berhadapan dengan presiden. Sementara wartawan yang memegang tape recorder berjongkok di depan presiden.
Aku membayangkan, ini seperti jaman feodal. Di mana rakyat dipaksa bergelesotan di tanah saat raja datang. Begitu juga dengan wartawan ini, diatur-atur memberi kesan seragam dihadapan presiden.
Presiden berbicara amat panjang. Isi pembicaraannya mengenai pujian, permintaan dan pendapat kepada Ban Ki Moon saat berbincang melalui telepon itu. Karena terlalu panjang lebar, aku sempat berpikir, presiden tidak mengenal situasi saat itu.
Mestinya dia memahami bahwa pada saat berlangsung wawancara itu dirinya sedang tidak di mimbar pidato. Tapi, sedang berdiri. Banyak wartawan yang tidak kuat menahan beban di tangan yang membawa alat-alat rekaman. Apalagi posisi wartawan diatur duduk berjongkok di kaki presiden.
Tiga puluh menit pun lewat. Lega rasanya setelah wawancara yang posisinya tidak seimbang itu selesai.
No comments:
Post a Comment