Wednesday, August 18, 2010

Kejar-kejaran dengan Wartawan Bodrek

MATAHARI telah meninggi. Resah dirasakan para pemburu berita di kantor polisi, terutama yang bekerja untuk media online. Soalnya, dari pagi hari, mereka belum juga bisa mengirim berita ke redaksi. Karena memang sedang tidak ada berita.

Sesama wartawan saling bertanya dan berbagi informasi. Ruangan humas kantor polisi pun jadi ramai. "Bro udah buat berita apa? gua bisa ditanya kantor nech, belum buat berita apa-apa? tanya si wartawan online kepada teman.

"Masih sepi bos, gua juga bingung nech buat tayang siang, tapi ga ada berita sama sekali," jawab wartawan TV.

Di tengah keresahan, tiba-tiba terdengar SMS masuk ke handphone salah satu wartawan TV.

"Woy bro ada rilis BNN (Badan Narkotika Nasional) nech sekarang, ayo kita merapat," teriak si wartawan untuk mencairkan kebuntuan.

Setelah itu, para wartawan pun segera begegas untuk berangkat ke kantor BBN yang berada di salah satu daerah pinggir.

Namun, tanpa disadari, informasi rilis itu terdengar oleh salah satu wartawan bodrek alias puyer. Atau nama bekennya di kalangan wartawan kantor di kantor polisi itu, 'kapsul.'

Ia tampak sumringah begitu dengar rilis. Maklum, liputan rilis, umumnya selalu ber-ending bagi-bagi amplop.

Tanpa basa basi, ia langsung bertanya kepada salah satu wartawan online yang buru-buru ke tempat parkir. "Mas, rilis BBN yach? itu di mana?”

Tapi, pertanyaan itu tidak ditanggapi si wartawan online, karena waktu itu semua wartawan sedang buru-buru. Si wartawan online langsung naik motor dibonceng oleh temannya yang kerja di media TV.

"Ayo cepetan bro, kita cabut, si 'kapsul' tadi udah nanya-nanya, ntar dia ikut lagi," ujar si wartawan online kepada temannya.

Ternyata, si kapsul tak kehilangan akal. Ia pun berlari menuju motor. Lalu menaikinya untuk membuntuti wartawan lain menuju kantor BNN.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi di jalan raya. Layaknya pembalap profesional, si 'Kapsul' terus tancap gas agar tak ketinggalan.

"Gila si bodrek, dia di belakang kita bro, ayo kita ngumpet dulu, biar dia bingung," pinta si wartawan online kepada temannya.

Tepatnya, saat berada di dekat perempatan jalan besar, motor si wartawan TV dan online langsung menepi dan berbelok ke arah pasar. Tujuannya untuk mengelabuhi si 'Kapsul.'

Tapi, si kapsul ternyata berusaha ikut menyusul. Hanya saja, ia kemudian terjebak di lampu merah Polsek Jatinegara. Melihat itu, wartawan TV dan online tadi langsung tancap gas dan berputar balik menuju arah kantor BNN lagi.

Mereka yakin, si bodrek putus asa. Bingung tak tahu harus kemana. Soalnya kehilangan jejak.

"Si bodrek kehilangan jejak bro, syukurin," ujar wartawan online dengan nada senang. Soalnya, ia males, liputan bareng wartawan bodrek itu. Ia sangat berani minta uang ke narasumber tiap kali ada acara.

Kedua wartawan itu, kemudian tiba di BNN, meskipun sedikit terlambat dari jadwal rilis yang ditentukan. Keduanya langsung sibuk dengan peralatan liputan.

Tanpa disadari dari belakang si 'kapsul' muncul lagi. Badannya penuh keringat. "Hai mas, absennya mana yach? tanyanya kepada wartawan online.

"Ga tahu, cari aja sendiri," jawab si wartawan online. Dalam hati, ia berkata, 'Gila si 'kapsul' sampai juga dia. Apa dia telepon 108 (call center) buat tanya kantor BNN, ya."

No comments: