Tuesday, August 3, 2010

Si Wartawan TV Amplop Tak Diundang Pun Datang

MENJELANG lebaran, rupa-rupa cara digunakan wartawan nakal untuk mencari uang tambahan di luar gaji. Seperti juga empat orang wartawan televisi ini.

Ceritanya, waktu ada konferensi pers kantor urusan air bersih yang diselenggarakan di sebuah restoran terkenal di kota A. Walau yang diundang cuma wartawan cetak, online, dan radio, empat wartawan televisi itu tetap nimbrung.

Sebelum acara dimulai, para juru warta dipersilahkan makan siang yang disediakan secara prasmanan di restoran itu. Semua yang hadir berebut untuk menyendok makanan yang enak-enak.

Bahkan, satu dari empat wartawan televisi itu sampai terjatuh tersandung meja ketika berebut menyendok bubur.

Acara makan pun selesai dan mereka dipersilahkan oleh panitia untuk menempati kursi masing-masing karena acara siaran pers segera dibuka. Satu persatu, juru warta duduk.

Tapi, empat wartawan itu ternyata tidak ikut. Mereka tidak sesemangat ketika makan siang tadi. Keduanya justru keluar dari ruangan konferensi pers dengan alasan ingin mencari hawa segar dulu.

Lama panitia acara menunggu mereka. Usut punya usut, ternyata empat wartawan ini santai-santai sambil merokok di taman. Mereka membicarakan soal THR lebaran.

Karena panitia tidak berani menegur, dibiarkanlah empat wartawan itu leha-leha di taman.
Sejam kemudian, acara konferensi pers selesai. Semua wartawan dibagikan data tentang air di kota itu. Satu persatu, mereka mulai keluar ruangan.

Tapi, sebelum mereka keluar, panitia memanggil dengan suara lirih kepada para pewarta. Wartawan yang biasa ngamplop tentu saja paham dengan panggilan lirih itu.

Dari luar, tiba-tiba menyeruak empat wartawan televisi yang tadi ngerumpi di taman. Mereka buru-buru ikut mengantri menunggu pembagian amplop di hadapan panitia siaran pers.

Begitu mendapat amplop yang isinya agak tebal, mereka langsung meringis senang sambil pergi cepat-cepat ke luar dari restoran. Mereka tampak melompat-lompat girang di tempat parkir motor.

Panitia acara yang dulunya juga wartawan cuma bisa geleng-geleng kepala sambil menggerutu. Karena mereka tahu, tentu saja wartawan televisi tadi tidak akan menyiarkan acara ini sebagaimana dikehendaki kantor urusan air yang menyelenggarakan acara, karena kedua wartawan itu tidak menyorot jalannya acara dengan kamera.

Tapi, kata panitia, kok, waktu pembagian amplop, mereka semangat sekali mengambilnya. Bahkan hampir-hampir merebut map berisi kertas-kertas milik panitia yang mungkin disangka amplop juga.

No comments: