SUDAH beberapa hari ini berita begitu sepi di kota Khatulistiwa. Wartawan muda itu dalam ibadahnya selalu berdoa agar segera ada berita bagus. Di akhir pekan di bulan puasa, pagi-pagi buta ia sudah terbangun dari tidur.
Lalu, ia buka pesan-pesan yang masuk ke HP selama ia tidur semalam. Matanya melek dengan semua info yang masuk. Akan tetapi, semua info yang masuk, selalu datar saja. Tetapi, ia tidak lemah semangat.
Setelah mandi, ia keluar rumah dengan harapan ada taruna alias berita besar. Wartawan muda ini datang ke pusat pemerintahan provinsi. Kemudian datang ke kantor pemerintah kota, lalu ke polsek-polsek, kemudian ke poltabes hingga kantor Polda. Tetapi hasilnya semua info datar-datar saja.
Ia mulai tidak bersemangat. Ya sudah, akhirnya ia memutuskan untuk balik kanan dan istirahat setelah melakukan perjalanan melelahkan. Ia merebahkan badan yang lesu.
Hari itu, tepatnya hari Jum'at. Ia agak terhibur setelah datang telepon dari kekasih yang nan jauh di sana. Betapa tidak senang, si kekasih bilang kangen berkali-kali.
Maka percakapan pun dimulai. Romantis-romantis tentunya. Tapi, sayang hanya berlangsung beberapa menit. Karena, ada telepon yang masuk lagi. Wartawan muda ini terpaksa memutus percakapan dengan kekasih karena dalam kepalanya, telepon yang masuk itu tentunya ingin mengabarkan berita besar.
Rupenye yang barusan masuk itu nomor tidak dikenal: +62561712XXX. Tambah yakin dia ini taruna besar yang ditunggu. Tibe-tibe saja si penelepon menyapa si wartawan muda dengan logat Pontianak, “Halu....selamat sore bapak.” Ia seorang perempuan.
Lalu si wartawan menjawablah, “Sore ibu.”
Si ibu itupun bicara maksud dan tujuannya. “Bapak, saye ini dari Pajak. Apa betul ini bapak. “
“Iya betul,” kata si wartawan.
Lantas orang pajak itupun memberitahu soal undangan untuk hadir ke acara Media Gathering Buka Puasa Bersama pada tanggal 18 Agustus 2010 di sebuah hotel ternama di kota khatulistiwa.
Si ibu pajak itu rupanya masih penasaran. Ia bertanya. “O iya, bapak ini wartawan kontributor media vivanews.com yah, itu koran kan yah.”
Lalu si wartawan jawab, “Saye bukan media cetak atau koran, ibu. Saya dari media online, media yang ada di internet-internet itu. Media ini tidak terbit di kertas, melainkan bisa dibaca di internet.”
Agar tidak salah paham, si wartawan muda menjelaskan bahwa kantor redaksi medianya ada di Jakarta dengan alamat di Menara Standard Chartered, Lt.31 Jl. Prof. Dr. Satrio No. 164 Casablanca, 12930.
Ia sengaja secara gamblang menjelaskan itu. Si ibu dari kantor pajak itu pun tetap saja tidak mengerti soal media online atau yang sering disebut portal ini.
“Media koran kan yah pak, media koran yah pak yang tiap hari ada kita langganan itu kan.”
Wartawan sekali lagi bilang, “Saye bukan dari koran.”
Hampir setengah jam ibu itu menelpon. Rupenye bosan juga die itu. Tanpa basa basi. Maka ia pun menutup telponnya. Si wartawan muda tahu, ibu itu tidak mengerti juga soal media online.
Si wartawan muda pun merengut. “Ngape orang tuh tak paham benar soal yang ku omongin tuh. Hari gini tak tahu media online, humas kantor pajak pula dia.”
Dapat respon macam itu dari humas kantor pajak, si wartawan muda ini mulai pikir-pikir menghadiri undangan itu. Sambil merengut, ia kembali rebahan untuk menunggu taruna besar hari itu.
4 comments:
semua cerita dalam blog ini seru banget....cerita soal kisah2 dibalik jurnalis ini memberikan semangat yg luar biasa...setidaknya kita dapat mengambil hikamah di balik cerita itu...ternyata eh ternyata utk jadi seorang wartawan yg idealis itu tak mudah dibayangkan,selalu saja berbenturan satu sama lain,,,,ada banyak wartawan ketika ditemuin di lapangan,,,paru2 warnanya...hehe...ngaku dari sinilah,,ngaku dr sana lah,,entah lah apa mksd dan tujuan wartawan yg memanfaatkan situasi kondisi itu....selamat buat penulis blog ini;bergitu berani memaparkan kisah2 soal wartawan...tetap semangat,berkrya yg sehat dan lawan ketidakadilan di muka bumi ini....
oiya,,,kalau diterbitkan jadi buku,,akan lebih mantap lagi neh...hehe
makasih ceng. atas dukunganmu jua lah cerita-cerita ini mengalir.
VIVAnews.com terbitnya hari apa ajah pak? Koran mingguan yak? *ditoyor make koran sekwintal :D
ini koran tidak beragama, semua hari terbit. wakakaka
Post a Comment