Thursday, August 5, 2010

Polantas Pun Di-86-Kan

PAGI-PAGI wartawan sudah nongkrong di warung kopi. Setelah menyantap secangkir kopi, empat wartawan inipun berembug. Tujuannya tak lain ingin mencari sasaran yang bisa memberi uang amplop.

Setelah bincang-bincang, lantas mereka akhirnya sepakat akan menemui seorang kontraktor bermasalah di daerah itu. Kejadian ini berlangsung di salah satu kota di Sumatera Utara.

Setelah sepakat, mereka pun menuju ke salah satu desa, dimana rumah kontraktor itu berada. Mereka menggunakan mobil Carry milik salah satu wartawan media lokal terkemuka di Sumut.

Dari kejauhan terlihat mobil anggota Polantas parkir di tepi jalan. Sejumlah polisi sibuk menurunkan plang tanda ada razia. Mobil milik wartawan inipun semakin mendekat ke Polantas itu.

Tak lama, salah satu polisi menyetop mobil wartawan itu. Sesuai standar polisi, kendaraan yang lewat dan mencurigakan akan diberhentikan.

"Selamat pagi," kata polisi itu sambil hormat.

Namun, saat itu kaca mobil gelap dan belum dibuka. Lantas, polisi ketuk kaca, agar dibuka.

Begitu kaca dibuka dan polisi menyadari bahwa wartawan yang ada di dalam mobil itu, lantas, anggota polisi itupun berucap, "Ya Allah, kalian pulak.” Tangan kanan polisi itupun memukul jidadnya sendiri.

Wartawan yang di dalam mobil cengengesan.

Polisi bilang, "Haram mampus baru inilah mobil yang kami stop. Rupanya kalian pulak," kata polisi itu sambil santai.

Wartawan menjawab, "Isikan minyak kamilah."

"Pergilah kalian dulu, nanti pulangnya singgah kemari," kata polisi itu setelah kena rayu wartawan.

***

Begitu kembali lagi setelah sasaran kontraktor tak berhasil ditemui, rupanya oknum Polantas tadi sudah cabut dari lokasi razia itu.

Karena sudah menjadi kebiasaan, kalaupun sudah tidak berada di tempat, akan disusul ke markas oknum Polantas tadi.

Akhirnya tibalah mereka di markas polisi. Di sana ada polisi jaga lagi piket. " Eh bang, mau ketemu komandan ya," kata polisi piket.

Wartawan menjawab," Iya, mana komandanmu."

"Lagi istirahat, ini bang, ada titipan untuk empat orang," kata polisi piket sambil menyerahkan amplop, tentu saja pada wartawan nakal itu.

Wartawan pun senang." OK, makasi yo, besok di mana lagi kalian razia," celetuk wartawan sambil tertawa.

1 comment:

Galuh Parantri said...

Hihihi dapat banget nih aksen Bataknya.
Minyak- bensin. Mobil- kereta bukan? :)