Tuesday, August 24, 2010

Gundah Gulana Wartawan Amplop Jelang Lebaran

KESEDIHAN jelas memancar dari wajah wartawan senior di kabupaten X ini. Betapa ia tidak sedih, Lebaran tinggal sebentar lagi, tetapi dompet kering. Ditambah lagi, tentunya pengeluaran untuk kebutuhan hari raya nanti membengkak.

“Coba, gimana gua enggak gundah gulana,” kata dengan agak malu-malu. “Sepi jalean (amplop), pula.”

Dari beberapa acara liputan yang diadakan pihak swasta di daerah liputannya belakangan ini, ternyata tidak ada yang membuahkan amplop untuk dibawa pulang. Kering. Semuanya kering.

“Kepala gua puyeng sampai peyang,” katanya geregetan, apalagi kalau membayangkan para bos di kantor redaksi yang pelit terhadap karyawan. “Wuaaa pusiiiiing.”

Sebenarnya, selain aktif ikut acara-acara yang diadakan swasta, seminggu terakhir ini, ia juga rajin turun ke kantor-kantor pemerintah. Ia datang ke kantor-kantor dinas untuk bertemu petugas humas. Hitung-hitung untuk mempererat tali silaturahmi. Harapannya, ada jale datang. “Tetapi apa daya, jalean tak kunjung tiba,” katanya.

Tetapi, ia berjanji tidak akan putus asa. Banyak jalan menuju Roma. Sisa hari menjelang Lebaran ini, akan dimanfaatkan untuk mencari uang tambahan sebaik-baiknya. Kerja keras, pasti membuahkan hasil yang baik.

Salah satu cara yang sekarang ini akan ia tempuh cukup unik bagi orang awam. Tapi untuk wartawan, tentunya sudah biasa. Yaitu, dengan mencari isu terlebih dulu untuk kemudian konfirmasi kepada pejabat yang bersangkutan.

Ia sudah merencanakan untuk menghubungi sejumlah pejabat strategis. Setelah konfirmasi selesai, ia akan menyinggung-nyinggung sedikit soal THR Lebaran. Ia yakin, usaha kali ini pasti berhasil untuk mendapatkan uang tambahan untuk memenuhi kebutuhan Lebaran.

2 comments:

Galuh Parantri said...

Hasilnya?
Berhasil tidak? :S

Siswanto said...

mboh, wong jarene masih rencana kuwi. heheh